Ekonomi

Menteri Susi Kunjungi Sergai

DataMedan,- Kunjungan kerja Ibu Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti di desa sialang buah kec teluk mengkudu kab serdang bedagai sumut disambut hangat oleh warga, Kamis (14/12/2017) jam 12.00 wib.

Kunjungan Ibu Menteri atas undangan dari Aliansi Nelayan Sumut dalam rangka pernyataan kebulatan tekad Aliansi Nelayan Sumut (organisasi nelayan dari 8 Kabupaten) untuk mendukung Permen KP No. 71/2017 tentang alat tangkap yang dilarang atau zona tangkap di WPPRI dan siap untuk mengkelola wilayah pesisir dengan arif dan berkelanjutan.

Kunker Ibu Menteri didampingi oleh Ketua Komisi 4 DPRRI Bpk. Edy Prabowo dan Dirjen Tangkap Kementerian KP Prof. Syarif Wijaya.

Kunjungan ini juga dihadiri Gubernur Sumatera Utara, Dan Lantamal I/Blwn, Kapoldasu di wakili Dirpolair, Porkopimda Sumut & Sergai, Bupati Sergai, Kapolres Sergai, Ketua DPRD Sergai, Kadis perikanan dan kelautan prov/kab/kota, Ka psdkp Blwn dan Ka pelabuhan belawan.

Selain itu organisasi nelayan FSNN, SNSU, SNI, MANTAP, SNM, PPNI & KNTI dari 8 kabupaten (sergai, blwn, deli serdang, batubara, asahan, lab batu dan sibolga) dan lk. 5000 nelayan yang terhimpun dalam Aliansi Nelayan Sumut (8 kabupaten) juga turut menghadiri kegiatan ini.

Kata Sambutan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyampaikan tema yang akan dibahas yaitu “REMBUG NELAYAN SUMUT ; NELAYAN INDONESIA BERDAULAT, MANDIRI DAN SEJAHTERA”.

Permen No. 02/2015 maupun NO. 71/2017 tentang alat tangkap ikan yang dilarang dan zona tangkap, banyak dipolitisir oleh kelompok-kelompok yang ingin mencari nama di panggung politik sehingga gakkum UU No. 45/2009 menjadi sulit.

“Tidak boleh ada lagi curi ikan olh kapal-kapal asing yang menggunakan ABK WNI bahkan gunakan bbm dari indonesia. Selain itu Sudah 350 unit kapal yang sudah ditenggelamkan.” Tegas Puji

Puji menambahkan Pengelolalaan kelautan itu perlu kesabaran dan kebijaksanaan dari semua pihak, penangkapan ikan di laut harus dilakukan dengan alat tangkap yang ramah lingkungan, sehingga laut bisa digunakan selamanya

“Tanam pohon bakau/mangrove, bersihkan sampah-sampah plastik, dll untuk melestarikan lingkungan dan untuk menghindari kerusakan laut. Tidak ada lagi pukat trawl yang beroperasi di wilayah perairan selat malaka,” tegasnya mengakhiri.

kemudian sambutan dilanjutkan oleh Sekjen KIARA, sambutan Gubsu, sambutan Menteri Kelautan dan Perikanan, sambutan Ketua Komisi IV DPR-RI, dialog dengan Nelayan dan pembacaan kebulatan tekad Nelayan Tradisional Sumut.

Share DataMedan

Leave a Reply