Kisah Sukses!, Brigadir Agus Ternyata Pernah Tinggal di Starban Polonia dan Jadi Tukang Tambal Ban
Batubara,-Kita memang tidak tahu seperti apa hidup kita ke depan nantinya. Apakah lebih buruk dari sekarang, atau jauh lebih baik lagi. Yang jelas kita sadari, bahwa roda kehidupan ini berputar sempurna. Kadang kita di atas, kadang kita di bawah. Tak perlu ganas saat ada di atas, atau tak perlu menjadi lemah saat kita di bawah.
Itulah yang dialami seorang Polisi yang berpangkat Brigadir bernama Agus DM.Polisi yang kini bertugas di Sat Lantas Polres Batubara ini mengakui tidak mudah menjadi manusia yang saat itu sedang berada di bawah. “Ibarat kata, bernafas pun mungkin susah. Banyak orang di sekeliling kita yang bukan menolong tetapi justru menginjak kepala, karena melihat kita tak berdaya,” ujarnya mengenang kisah hidupnya.
Padahal, lanjutnya, ibarat ditekan di atas karet, sesuatu itu justru akan terlempar jauh ke udara.“Allah akan mengangkat harkat, derajat dan martabatnya. Jauh lebih baik, dari orang-orang yang telah memberikan penghinaan terhadapnya,” tutur Brigadir Agus.
Pada tahun 1999, Agus yang saat itu masih anak-anak mengikuti perantauan orang tuanya di kota Medan yang asalnya dari Jawa Tengah tepatnya di Kabupaten Wonogiri.Pada kehidupan sehari hari, ibunya hanya mencari nafkah dengan menjual Jamu Gendong.
“Sementara Bapak hanya sebagai Montir Biasa. Dengan kehidupan yang sederhana walaupun harus mengontrak tapi saya ikut membantu orang tua untuk mencari nafkah dan agar dapat lanjut bersekolah,” kenangnya.
Saat itu Ia langsung masuk di bangku sekolah di bangku SMP tepatnya di Persit Kartika I-1 , disela sela kegiatan bersekolah, Agus membantu orang tuanya mencari nafkah dengan menjadi tukang tempel ban sepeda motor dan mobil tepatnya di daerah Starban Polonia Medan.
Tidak hanya itu, kebetulan Brigadir Agus dibekali kemampuan khusus mampu membuat/merakit Alat Komunikasi Elektronik yang dulu dinamakan Intercom jalur Kawat dan dimanfaatkan oleh Lingkungan di Starban tersebut sehingga hasil dari Merakit Alat tersebut dimanfaatkan utk menambah penmbayaran uang sekolah.
Brigadir Agus kembali menceritakan pengalaman hidupnya, ditahun 2001 melanjutkan sekolah di tingkat SMK tepatnya di Sekolah Multi Karya tepatnya di jalan STM Medan.“Tidak lepas dari kehidupan yang sederhana namun tetap juga mencari tambahan penghasilan untuk membantu orang tua dengan bekerja di Bengkel Mobil di Jalan Pelangi, Menjadi Supir Cadangan Angkot jurusan Sambu – Tanjung Morawa serta menjadi penjual Sate (bangun Pagi pukul 5.00 wib kepasar, dimasak, ditusuk lalu sambil berangkat sekolah dititipkan Kewarung Warung Saudara), serta menjadi seorang Penjual Bakso Amat di jalan Dr. Mansyur dan Titi Kuning,” ungkapnya menceritakan pengalaman hidupnya saat belum menjadi anggota Polisi dan masih pelajar SMK.
Pada Tahun 2004 setelah lulus dari SMK, Agus berkeinginan membuat bangga keluarga, saudara dan orang tua dengan mencoba pelamaran Bintara Polri tahun 2004.“Namun rejeki saat itu belum ditangan dan harus gagal di tes terakhir,” ujarnya.
Agus kemudian kembali membantu orang tua dengan membantu jualan Bakso Amat di Dr. mansyur dari waktu Pagi sampai sore dilanjutkan membantu di Bakso Amat Titi Kuning sore sampai malam. Sudah berulang kali gagal dalam ujian penerimaan Polisi, Agus saat itu hampir patah semangat karna sempat terdengar dari kawan kawan yang sudah untuk menjadi seorang Polisi itu harus mempunyai banyak uang. “Dengan hanya penghasilan org tua sebagai Tukang Jamu dan Montir apa mungkin bisa mencari uang buat menjadi seorang Polisi,” pikirnya saat itu.
Namun dengan doa doa dan dorngan dari keluarga lain yang tetap memberi masukan dan motivasi agar bisa mengikuti lagi Pelamaran Polisi di Gelombang ke II tahun 2005.Alhasil berkat dorongan dan motivasi dari keluarga Agus lulus dan mengikuti Pendidikan Bintara Polri Gelombang II tahun 2005.
Kini Brigadir Agus berharap dari Kisah hidupnya tersebut, bisa dijadikan motivasi bagi Inspirasi untuk lebih maju, meski jelas untuk itu perjalanan mereka tentu tidak mudah.“Perlu perjuangan, pengorbanan. Hanya pejuang sejati yang mampu bertengger di batas akhir kemenangan. Mereka sukses dalam ujian, dan Allah menaikkan tonggak kehidupannya jauh lebih dari sebelumnya. Jika mereka bisa, kenapa kita tidak,” pesannya semangat.
Tidak sampai disitu selama dinas Brigadir Agust Dm tidak pernah Mangkir Dinas dan Selalu dimanfaatkan hasil pemikirannya oleh senior dan Pimpinan Tempat dinasnya dengan bermodalkan Pengalaman dari Masa Lalunya.
Disamping itu Brigadir Agus mempunyai Hoby terhadap Binatang peliharaan seperti Burung Kicauan. Hoby tersebut sebagai kegiatan pengisi waktu Kosong serta kegiatan perantara berberkumpul dengan orang banyak antar sesama hoby kicau mania. Semenjak dinas di Polres Batubara banyak hal yang sudah dilakukan untuk menghindari hal hal negatif termasuk bahaya Narkoba dengan cara membuat Arena Lomba Burung di Daerah 50 tepatnya di Desa Sumber Padi.
“Saya bekerjasama dengan Masyarakat Desa Sumber Padi untuk bisa membuat tempat Arena Kontes Burung Berkicau sambil bersosialisasi tentang bahaya penyalah gunaan narkoba dan sering bersosialisasi tentang Pembagian Waktu Antara Pekerjaan, Keluarga dan Hoby,” jelasnya.
Agus menjelaskan banyak yang bisa ditemukan dari Hoby tersebut, karena hoby tersebut dianggapnya sebagai refreshing (Penyegaran) disela sela kegiatan dinasnya di Kepolisian.“Rimana tempat Kontes Burung Berkicau, Saya pasti sering hadir dengan membawa Burung Rawatannya. Alhasil Burung Kicauan Rawatan saya sering meraih Juara di segala macam Even Lomba Burung tingkat nasional,” ucapnya bangga.
Dengan Prestasi dan semua kegiatan tersebut baik itu hoby, olahraga, ketrampilan menulis dan melukis serta hobby Positif lain inilah sebagai pembangkit motivasi untuk bisa lebih maju dan selalu terhindar dari hal hal yang negatif.“Isilah masa remaja yang penuh antusiasme dengan menyalurkan hobby yang positif misalnya dengan olahraga, melukis, menulis, dan lain sebagainya,” ujarnya.
Selain meningkatkan keterampilan, juga membatasi lingkungan pergaulan pada orang-orang yang memiliki ide dan kreasi yang positif pula. Orang yang tidak memiliki kesibukan lebih mudah untuk diajak melakukan hal-hal yang negatif termasuk menggunakan narkoba.