Peristiwa

Terungkap di Rapat R APBD 2020, Banyak Puskesmas di Medan Tak Layak

Medan,- Keberadaan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Kota Medan kondisinya banyak yang memprihatinkan, mulai dari kondisi fisik yang buruk, letak lokasi yang masuk ke gabg hingga kondisinya yang rawan kejahatan.

Hal ini terungkap dalam rapat pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun Anggaran 2020, antara Komisi II DPRD Medan bersama Dinas Kesehatan dan seluruh Kepala Puskesmas di Kota Medan.

Rapat yang dipimpin Ketua Komisi II DPRD Medan HT.Bahrumsyah dan dihadiri sejumlah anggota DPRD Medan lainnya, H.Jumadi S.Pd.I, H.Rajudin Sagala dan Anton Panggabean semula hanya biasa saja, sejumlah Kepala Puskesmas tampak malu-malu saat dipersilahkan untuk menyampaikan program dan keluh kesahnya.“Kami perlisahkan, tidak perlu takut menyampaikan program yang memang diperlukan di lapangan,” pinta HT Bahrumsyah dalam rapat yang digelar di Ruang Rapat Badan Anggaran ini.

Permintaan Bahrumsyah kemudian dikuatkan anggota DPRD Medan lainnya H.Jumadi S.Pd.I.

“Kami sengaja menghadirkan semuanya, karena kami ingin melihat anggaran yang ada ini apakah didibuat tim anggaran atau memang didapatkan dari usulan bawah (Puskesmas-red),” jelasnya.

Jumadi meminta, anggaran 147 miliar yang dianggarkan untuk Puskesmas bisa terserap dengan maksimal.Mendapat tantangan anggota DPRD Medan, sejumlah Kepala Puskesmas mulai angkat bicara.Dr. Nurainun Lubis kepala puskesmas Sei Agul mengaku pihaknya mengajukan anggaran 2 milyar lebih di RAPBD 2020.

“Saat ini puskesmas kami bangunannya berupa rumah, kami mengharapkan Puskesmas dibangun kembali. Saat ini saja satu ruangan lima staf,” ungkapnya seraya mengatakan untuk pembangunan puskesmas sudah diajukan waktu kepemimpinan ibu Usma Paulita, namun sampai sekarang belum juga direalisasikan.

Diakuinya, saat ini pihaknya juga memerlukan satpam laki-laki dimana seluruh personil puskesmas saat ini perempuan.Kondisi Puskesmas tidak layak juga diakui Drg Susi, Kepala Puskesmas Simpang Limun. Susi mengaku kondisi Puskesmasnya tidak layak karen lokasinya berada di Pasar Tradisional.

“Puskesmas sudah tidak layak tempatnya di pajak tradisional, lokasinya kerap banjir, bau. Kondisi ini setiap hari dirasakan,” ungkapnya seraya mengatakan pihaknya sudah mengajukan relokasi tapi belum juga dilakukan.Dalam rapat tersebut, Susi mengharapkan penambahan Petugas Harian Lepas (PHL) untuk perekam medik.

Hal yang sama juga disampaikan, Dr Zulheri Kepala Puskesmas Helvetia, saat ini kondisi bangunan puskesmas merupakan bangunan tua.

“Posisi gedung puskesmas kami di jalan Kemuning, di dalam gang. Kami sudah mengajukan penambahan daya listrik namun pihak PLN tidak bersedia menyambungkan aliran listriknya karena beralasan bangunan sudah tua,” jelasnya.

Pihaknya juga meminya pengadaan mobil ambulance dan security untuk menjaga puskesmas.Hal yang sama juga disampaikan Dr Apida Kepala Puskesmas Kampung Lalang, saat ini akses ke puskesmas sangat memprihatinkan, selan rawan banjir lokasi puskesmas rawan rampok, dan maling. “Sepeda motor juga berhilangan, pintu dan jendela pun diambil maling,” jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut sejumlah Kepala Puskesmas mengharapkan keinginan mereka ini bisa direalisasikan pada 2020.

Share DataMedan

Leave a Reply